Jual Buku Makna Haji
Ali Syari'ati dalam bukunya, Makna Haji (2007), mengatakan bahwa haji merupakan kepulangan manusia kepada Allah SWT yang mutlak, yang tidak memiliki keterbatasan dan yang tidak disepadankan dengan apa pun. Kepulangan kepada Allah SWT merupakan gerakan menuju kesempurnaan, kebaikan, keindahan, kekuatan, pengetahuan, nilai, dan fakta-fakta. Dengan melakukan perjalanan menuju keabadian ini, kata Syari'ati, tujuan manusia bukanlah untuk binasa, melainkan untuk berkembang. Tujuan ini bukan untuk Allah SWT, melainkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Makna-makna itu dipraktikkan dalam pelaksanaan ibadah haji, dalam manasik, atau dalam tuntunan yang bukan manasik, dalam bentuk kewajiban atau larangan, nyata atau simbolik. Semua itu, pada akhirnya, mengantarkan seorang yang berhaji hidup dengan pengamalan dan nilai kemanusiaan. Syari'ati, misalnya, mencontohkan makna di balik pemakaian pakaian ihram yang sama tanpa perbedaan di miqat. Menurut dia, tidak dapat disangkal bahwa pakaian pada kenyataannya dan juga menurut Al Quran berfungsi sebagai pembeda antara seseorang atau satu kelompok dan lainnya. Pembedaan tersebut dapat mengantar pada perbedaan status sosial, ekonomi, atau profesi. Pakaian juga dapat memberi pengaruh psikologis kepada pemakainya.
Di miqat, tempat ritual ibadah haji dimulai, perbedaan harus ditanggalkan. Semua harus memakai pakaian yang sama. Pengaruh-pengaruh psikologis dari pakaian harus ditanggalkan. Semua merasa dalam satu kesatuan dan persamaan. Di miqat ini, apa pun ras dan suku harus dilepaskan. Semua pakaian yang dikenakan sehari-hari yang membedakan sebagai serigala (yang melambangkan kekejaman dan penindasan), tikus (yang melambangkan kelicikan), anjing (yang melambangkan tipu daya), atau domba (yang melambangkan penghambaan) harus ditinggalkan. Di miqat pula, dengan mengenakan dua helai pakaian berwarna putih, seorang yang berhaji akan merasakan jiwanya dipengaruhi oleh pakaian ini. Ia akan merasakan kelemahan dan keterbatasannya, serta pertanggungjawaban yang akan ditunaikannya kelak di hadapan Allah SWT.
Penulis buku ini hendak menunjukkan kepada kita bahwa haji bukanlah sekadar prosesi lahiriah formal belaka, melainkan sebuah momen revolusi lahir dan batin untuk mencapai kesejatian diri sebagi manusia. Dengan kata lain, orang yang sudah berhaji haruslah menjadi manusia yang "tampil beda" (lebih lurus hidupnya) dibanding sebelumnya. Dan ini adalah kemestian. Kalau tidak, sesungguhnya kita hanyalah wisatawan yang berlibur ke tanah suci di musim haji, tidak lebih!
Rincian Informasi Buku Makna Haji
Judul Makna Haji
Penulis: Dr. Ali Syariati
Bahasa: Indonesia/terjemahan
Kulit Muka: Soft Cover
Tebal: 260 Halaman
Berat Buku: 260 g
Penerbit: Zahra Publishing House
Tahun: 2013 Cetakan ke 16
Harga Buku: HABIS
Kondisi: Cukup Bagus konteks Buku Bekas/Kondisi fisik sesuai foto/LIHAT FOTO
Buku Makna Haji ini juga sudah tersedia dan dapat dibeli melalui Marketplace, Klik di Tokopedia, Shopee dan Bukalapak dari akun Toko Buku Bekas Aksiku.
0 comments:
Post a Comment