Judul Naga Hong Kong Sebuah Novel
Penulis: Naning Pranoto
Bahasa: Indonesia
Kulit Muka: Soft Cover
Tebal: 285 hal
Harga Buku: Rp. 20.000,-
Berat Buku: 230 gram
Penerbit: Raya Kultura
Tahun: 2007 Cetakan ke 1
Kondisi: Cukup Bagus (BUKU Bekas/Kondisi fisik sesuai foto)
Kertas halaman ada bercak kuning kecoklatan.
Beli buku ini via:
Tokopedia
Shopee
Bukalapak
NAGA HONG KONG adalah nama metaforik, untuk Wang Jr, seorang lelaki perkasa yang kaya raya. Namun justru kekayaannya yang luar biasa itulah yang merupakan sumber tragedi sepanjang hidupnya. Hidup Wang menjelma menjadi arena pertemuan dan pertempuran antara cinta dan dosa.
Wang yang kaya rata itu memperistri wanita jelita primadona kelompok Opera Klasik Cina yang sangat ternama, Madam Pea. Perempuan ini sangat mencintai Wang, sebagaimana Wang mencintai dirinya. Tetapi Madam Pea ini juga sangat menyayangi seni yang merasuk ke tulang sumsum dan seluruh hidupnya. Karena itu ia pun harus menjaga diri luar biasa ketatnya, agar kualitas kecantikan dan permainannya tetap prima. Untuk itulah ia dua kali menggugurkan janin dalam kandungannya.
Perbuatan itu merupakan dosa tidak berampun di mata suaminya, terlebih lagi di mata mertuanya. Akibatnya, pisah ranjang pun tidak terelakkan, bahkan meningkat jadi pisah rumah. Pasangan suami istri itu terkatung-katung, cerai tidak, rujuk pun tidak. Beberapa kali upaya dilakukan Madam Pea untuk kembali ke pangkuan suaminya. Tetapi Sang Mertua, Ny.Hilda Wang Sr, sama sekali tidak sudi menerimanya kembali.
Wang Jr. tetap sabar. Dia memang lelaki yang sangat unik. Di tengah kekayaan yang gemerlapan, ia pun menyibukkan diri menjadi sopir truk jarak jauh. Alasannya: Mempelajari penderitaan untuk menghayati penderitaan orang lain. Pekerjaan rutin Wang adalah mencari dan menampung anak-anak penderita autis untuk dirawat dan dididik.
Dalam keadaan seperti itulah Wang bertemu Maesaroh, seorang gadis Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal kampung Bantul, daerah pinggiran Ngayogyakarta Hadiningrat. Wang sebagai majikan sering terlibat diskusi formal maupun obrolan nonformal seputar masalah Kejawen, juga tentang nilai-nilai moral spiritual keislaman.
Maesaroh selalu menyadari posisinya sebagai seorang kuli yang sedang mencari sesuap nasi, syukur bisa memperingan derita orangtua dan saudara-saudara sekandungnya. Ia pun selalu berada dalam keluguan dan kepolosan yang murni. Namun ternyata, keluguan dan keikhlasan Mae itulah yang membuat Wang Jr. merasa telah menemukan telaga sejuk kehidupan lahir dan batin.
Selanjutnya tidak jelas apa yang terjadi. Apakah Mae, gadis yang berjilbab itu jatuh cinta kepada Wang, atau Wang jatuh cinta kepada Mae. Atau keduanya memang saling jatuh cinta dari lubuk hati yang paling dalam?
0 comments:
Post a Comment