Syukur Tiada Akhir (Jejak Langkah Jakob Oetama) | Aksiku Toko Buku Bekas Online
Pemesanan Klik pada nomor untuk langsung chat :
Admin: Whatsapp: 0813-1063-6383

"Harga Belum Termasuk Biaya Ongkos Kirim"
"Pengiriman dilaksanakan sehari setelah Pembayaran"

Pilih Penulis

Pencarian Cepat - Ketik dan Enter

Home » , , , , , » Syukur Tiada Akhir (Jejak Langkah Jakob Oetama)

Syukur Tiada Akhir (Jejak Langkah Jakob Oetama)

www.aksiku.com
www.aksiku.com

www.aksiku.com

www.aksiku.com

www.aksiku.com
Judul: Syukur Tiada Akhir (Jejak Langkah Jakob Oetomo)
Penulis: St. Sularto
Tebal: xii + 660 Halaman
Harga: Rp. 50.000,-HABIS
Berat Buku: 720 g
Kulit Muka: Soft Cover Kondisi: Cukup Bagus (Konteks Buku Bekas/Kondisi fisik sesuai foto)
Penerbit: Buku Kompas Tahun: 2011 Cet.2
Bahasa: Indonesia

Sinopsis

Perjalanan Harian Kompas yang terbit pertama tanggal 28 Juni 1965 dan didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama tak bisa lepas dari tiga titik balik yang menentukan.

Pertama, keputusan Jakob Oetama siap memikul tanggung jawab menandatangani surat permintaan maaf, dini hari 5 Februari 1978. Kedua, keputusan Jakob Oetama memilih profesi jurnalistik sebagai panggilan hidup. Ketiga, kepergian P.K. Ojong yang mendadak tanggal 31 Mei 1980, padahal selama ini urusan bisnis menjadi tanggung jawabnya, sementara urusan redaksi tanggung jawab Jakob Oetama.

Apa yang bakal terjadi andaikan Jakob Oetama tidak mengambil alih tanggung jawab? Kompas mungkin akan tinggal nama, menjadi salah satu fosil korban pemberedelan. Andai Jakob Oetama menjadi dosen dan dikirim mengambil program doktor di Universitas Leuven, Belgia atau University of Columbia, AS seperti yang dijanjikan, mungkin tidak akan lahir Koran dengan terobosan-terobosan mencerahkan, yang merupakan bagian dari usaha survival-nya di bawah pemerintahan represif Soeharto.

Banyak pengandaian yang lain, yang jelas sekian suku usaha tumbuh dan berkembang di bawah nama Jakob Oetama, sosok sederhana yang lebih senang disebut wartawan daripada pengusaha; yang selalu menyebut keberhasilan Kompas adalah berkat kerja keras, sinergi, dan karena diberkati Allah. Seolah-olah semua terjadi secara kebetulan, tetapi sebenarnya semua terjadi berkat penyelenggaraan Allah (providentia dei). Un journal cest un monsieur, koran itu bersosok, kata pepatah Perancis.

Karena sosok Jakob Oetama, Kompas pun bersosok. Begitu pula sebaliknya. Deus, gratias agimus tibi. Tuhan, kami bersyukur pada-Mu!

Lihat Juga

Buku Unggulan


0 comments:

Post a Comment

Sudahkah Anda Baca Buku ini?