Sengkarut Meja Makan (Saut Poltak Tambunan) | Aksiku Toko Buku Bekas Online
Pemesanan Klik pada nomor untuk langsung chat :
Admin: Whatsapp: 0813-1063-6383

"Harga Belum Termasuk Biaya Ongkos Kirim"
"Pengiriman dilaksanakan sehari setelah Pembayaran"

Pilih Penulis

Pencarian Cepat - Ketik dan Enter

Home » , , , » Sengkarut Meja Makan (Saut Poltak Tambunan)

Sengkarut Meja Makan (Saut Poltak Tambunan)

www.aksiku.com

Judul: Sengkarut Meja Makan (Meretas Angan Jadi Ingin)
Penulis: Saut Poltak Tambunan
Tebal: 244 Halaman
Harga: Rp. 20.000,-HABIS
Berat Buku: 210 g
Kulit Muka: Soft Cover Kondisi: Cukup Bagus(Buku Bekas/Kondisi fisik sesuai foto)
Penerbit: Selasar Pena Talenta Tahun: Maret 2011 Cet.1
Bahasa: Indonesia

Sinopsis

Walau mengaku tak pintar menyanyi, tapi sebagaimana umumnya putra Batak, Saut Poltak Tambunan, memberikan potret sosial yang sendu, dalam pergeseran nilai di negeri yang tersaruk berbenah dihajar berbagai perubahan ini. (Putu Wijaya, Teater Mandiri, Budayawan)

Cerpen-cerpen Saut Poltak Tambunan mengajari kita menghadapi kemarahan dengan cara yang cerdas, dan menjadikannya sebuah kearifan yang indah. Tema-temanya unik dan seringkali tidak terduga. Sepertinya sederhana tapi mengejutkan. Bagaimana dari objek kecil ‘Meja Makan’ misalnya, bisa melahirkan ironi dan kegeraman sebuah potret besar tentang Negara.

Ada tokoh-tokoh kecil yang selalu dianggap tak berharga (tokoh pembantu dalam cerpen Si Nur misalnya), yang ditulis dengan karakter kuat dan mengharu-biru, yang telah melahirkan satu pemaknaan tentang harga kemanusiaan yang kita miliki. Ada kerinduan tentang kampung halaman yang menghasilkan berlembar-lembar pertanyaan tentang arti ‘kemajuan’ yang selalu diagung-agungkan.

Kegeraman-kegeraman yang begitu kasar pada cerpen yang menggambarkan kehancuran sebuah peradaban yang melulu melahirkan kanibalisme antar manusia. Ataupun nilai-nilai cinta dan masa lalu yang begitu lembut dari hubungan dua manusia yang saling terasing dengan menawarkan beragam hal dengan cara yang begitu lugas, akan tetapi tidak kehilangan cara pandangnya yang khas. (Hanna Fransisca, Penyair dan Prosais).

Lihat Juga

Buku Unggulan


0 comments:

Post a Comment

Sudahkah Anda Baca Buku ini?