Judul: Hulubalang Raja
Penulis: N. St. Iskandar
Tebal: 214 hal
Harga: Rp. 30.000,-HABIS
Berat Buku: 230 g
Kulit Muka: Soft Cover Kondisi: Cukup (BUKU BEKAS/Kondisi fisik sesuai foto)
Penerbit: PT Balai Pustaka Tahun: 1992 Cet.11
Bahasa: Indonesia
Sinopsis
Ketika Raja Di Hulu mempertimbangkan putrinya, Ambun Suri, agar segera mempunyai pendamping, segera diundanglah para bangsawan sekitar daerah itu untuk mengadu peruntungan menjadi suami putri yang sudah terkenal kecantikannya itu. Hampir saja tiada yang beruntung, kecuali Sultan Muhammad Syah yang bertahta di kerajaan di Kota Hilir Inderapura. Lamaran Sultan Muhammad Syah diterima bukan karena Putri Ambun Suri tertarik kepadanya, melainkan karena dia adalah raja yang lebih berkuasa daripada Raja Di Hulu. Lamarannya tak dapat ditolak Ambun Suri, semata-mata karena ia ingin berbakti kepada orang tuanya.
Pecahnya perang raja-raja di sekitar Sumatra melawan kompeni, konon, berawal dari kejadian tersebut. Sultan Muhammad Syah yang akan menikah dengan Putri Ambun Suri menjadi pergunjingan masyarakat. Mereka tak senang mendengar bahwa Sultan yang tamak itu akan mempersunting putri cantik yang berbudi.
Sementara itu, Putri Kemala Sari, istri pertama Sultan Muhammad Syah, yang mendengar suaminya akan mempersunting Ambun Suri, teman sepermainannya sejak kecil, sungguh panas hatinya. Ia pun merencanakan untuk menggagalkan perkawinan itu. Siasat pun diatur. Ia lalu mengajak Ambun Suri mandi di sungai. Pada saat itulah, Kemala Sari mencelakakannya sehingga putri yang baik hati itu, hanyut tenggelam. “Putri Ambun Suri hilang-lenyap, mayatnya, kainnya atau mundamnya pun tiada bertemu, tiada tampak” (hlm. 36).
Segala upaya dilakukan mencari Putri Ambun Suri. Namun, sia-sia. Ia bagai raib. Betapa marah Sutan Ali Akbar, kakaknya, setelah mengetahui bahwa penyebabnya tidak lain adalah istri Sultan Muhammad Syah. Ia pun tak dapat menahan kesabarannya hingga pecah pertempuran antara kedua raja itu.
Pertempuran berlansung cukup lama. Pihak Sultan Muhammad Syah mendapat bantuan kompeni. Ini membuat Sutan Ali Akbar membenci musuhnya karena menurutnya pertempuran ini adalah urusan dalam negerinya sendiri sehingga campur tangan kompeni sama sekali tak bisa dibenarkan (hlm. 53).
Sungguhpun perjuangan Sutan Ali Akbar bersama penduduknya mampu memberikan perlawanan gigih, pertempuran yang berlangsung cukup lama. Pasukan Sutan Ali Akbar yang bergelar Raja Adil itu, akhirnya terdesak. Daerahnya dibumihanguskan, penduduknya dibinasakan, termasuk kedua orang tua Raja Adil. Raja Adil bersama pasukannya menyelamatkan diri, masuk hutan untuk menyusun kekuatan lagi.
Selanjutnya adalah kisah seorang pemuda bernama Sutan Malakewi yang pergi meninggalkan kampung halamannya. Kegemarannya menyabung ayam telah menyebabkan harta kekayaan orang tua ludas. Lalu, ketika orang tuanya tak mau lagi memberinya uang, ia memutuskan untuk pergi mengadu nasib ke negeri orang. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan saudagar yang hendak menjual emas. Sutan Malakewi bergabung dengan saudagar itu. Suatu malam, saat mereka menginap, segeromboan penyamun menyerangnya. Beruntung, Sutan Malakewi selamat dan berhasil meloloskan diri. Yang lainnya, tewas terbunuh.
Dalam perjalanannya kemudian, ia ditolong Putri Rubiah yang mempunyai putri cantik bernama Sarayawa. Sutan Malakewi lalu dibawa penolongnya menghadap saudaranya, yang mempunyai hubungan dagang dengan kompeni. Orang Kaya Kecil yang disegani dan dihormati masyarakatnya itu lama-kelamaan menganggap Sutan Malakewi sebagai anaknya sendiri. Apalagi setelah diketahui bahwa Sutan Malakewi sering menumpas orang-orang Pauh yang melakukan pencurian. Sutan Malakewi selanjutnya berkomplot dengan kompeni.
Di lain pihak, kehadiran kompeni telah lama menjadi kebencian rakyat Aceh. Mereka mengetahui, kedatangan kompeni ke Sumatra tidak hanya untuk berdagang, tetapi juga bermaksud menduduki pulau itu. Oleh karena itu pula, mereka sering melakukan keributan terhadap mereka yang berkomplot dengan kompeni. Menyadari hal tersebut, Sutan Malakewi yang kini bergelar Hulubalang Raja, tak menolak ketika ditugasi menumpas musuh-musuh kompeni. Tugas itu pun dijalankannya dengan baik. Musuh-musuhnya berhasil dihancurkan, kecuali Raja Adil yang tetap gigih mempertahankan daerahnya.
Dalam pertempuran dengan Raja Adil, Groenewegen nyaris tewas jika Sutan Malakewi tak berhasil menyelamatkannya. Namun, kecelakaan itu membuat Groenewegen sakit terus menerus sampai akhirnya maut menjemputnya.
Pengganti Groenewegen adalah Gruys yang ternyata tidak sepandai pendahulunya. Ia juga tewas dalam usahanya menumpas orang-orang Pauh. Tampuk kepemimpinan kemudian dipegang Abraham Verspreet. Tugasnya tidak hanya menumpas raja-raja yang tak mau tunduk pada kompeni, tetapi juga hendak mengembalikan kehormatan kompeni di mata raja-raja lainnya. Pasukan Verspreet yang dibantu Laskar Bugis dan Ambon, berhasil menumpas perlawanan Laskar Pauh. Namun, Sutan Malakewi alias Hulubalang Raja terluka, bahkan nyaris tewas jika Laskar Bugis tak menyelamatkannya.
Kisah selanjutnya dapat anda baca dalam buku ini.
Sumber: Ilmubahasa
Pilih Penulis
Pencarian Cepat - Ketik dan Enter
Home »
30.000
,
Balai Pustaka
,
Buku Bekas
,
BUKU TERJUAL
,
Fiksi
,
Novel
,
Nur St. Iskandar
,
Sastra
» Jual Novel: Hulubalang Raja (N. St. Iskandar)
0 comments:
Post a Comment