Panglima Bambang Sugeng: Panglima Komando Pertempuran Merebut Ibu Kota Djogja Kembali 1949 dan Seorang Diplomat | Aksiku Toko Buku Bekas Online
Pemesanan Klik pada nomor untuk langsung chat :
Admin: Whatsapp: 0813-1063-6383

"Harga Belum Termasuk Biaya Ongkos Kirim"
"Pengiriman dilaksanakan sehari setelah Pembayaran"

Pilih Penulis

Pencarian Cepat - Ketik dan Enter

Home » , , , , , , » Panglima Bambang Sugeng: Panglima Komando Pertempuran Merebut Ibu Kota Djogja Kembali 1949 dan Seorang Diplomat

Panglima Bambang Sugeng: Panglima Komando Pertempuran Merebut Ibu Kota Djogja Kembali 1949 dan Seorang Diplomat

www.aksiku.com
Judul: Panglima Bambang Sugeng: Panglima Komando Pertempuran Merebut Ibu Kota Djogja Kembali 1949 dan Seorang Diplomat
Penulis: Edi Hartoto
Bahasa: Indonesia
Kulit Muka: Soft Cover
Tebal: 312 Halaman
Berat Buku: 320 g
Penerbit: Buku Kompas
Tahun: April 2012
Kondisi: Bagus (Buku Baru Stock Lama/SEGEL/Kondisi fisik sesuai foto)

Harga: Rp. 35.000,-HABIS

Sinopsis


Panglima Bambang Sugeng telah memerintahkan Serangan Umum terhadap Yogya pada tanggal 1 Maret 1949... (Jenderal A.H. Nasution Memenuhi Panggilan Tugas jilid 2A tahun 1989)

Serangan Umum 1 Maret 1949 pimpinan Letkol Soeharto, sesungguhnya pelaksanaan instruksi rahasia Panglima Divisi III Kolonel Bambang Sugeng kepada Komandan Brigade 10 Letkol Soeharto agar melakukan serangan besar-besaran terhadap Ibu Kota Yogyakarta antara tanggal 25 Februari sampai dengan 1 Maret 1949 untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Republik Indonesia masih ada.

Selaku Panglima Komando Divisi III Jawa Tengah dan Yogyakarta, Panglima Bambang Sugeng mempunyai pertimbangan tersendiri saat mengeluarkan perintah itu, yakni untuk mematahkan propaganda Belanda bahwa TNI sudah hancur dan Republik Indonesia sudah tidak ada lagi. Serangan Umum 1 Maret ternyata mampu mempengaruhi jalannya Sidang Dewan Keamanan PBB di Lake Success, Amerika Serikat, dan berdampak positif bagi eksistensi Republik Indonesia.

Panglima Bambang Sugeng orangnya emosional, sehingga tidak mau Djogja diserahkan ke RI begitu saja sebagai hadiah... Idenya: Djogja harus direbut dengan senjata dan diserang secara besar-besaran secara spektakuler. (Jenderal T.B. Simatupang)

Serangan Oemoem yang akan dilaksanakan oleh Wehrkreise III Letkol Soeharto sesungguhnya adalah merupakan operasi sentral dari seluruh operasi yang dilaksanakan oleh Gubernur Militer III/Panglima Divisi III Kolonel Bambang Sugeng. (Seskoad, buku Serangan Oemoem 1 Maret 1949, 1990)

Serangan Oemoem 1 Maret dianggap hebat karena sebagai bukti eksistensi TNI yang sekaligus eksistensi RI. (Dr. Anhar Gonggong, Sejarawan Universitas Indonesia)

Lihat Juga

Buku Unggulan


0 comments:

Post a Comment

Sudahkah Anda Baca Buku ini?